Nicke Widyawati Masuk Daftar Wanita Berpengaruh di Dunia

Jakarta, MimbarBangsa.co.id — Direktur PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati kembali masuk Daftar 100 Paling Berpengaruh di Dunia (Most Powerful Women International) versi Majalah Fortune. Tahun ini, Nicke menduduki peringkat ke-17 atau turun 1 peringkat dari daftar yang sama tahun lalu.

Nicke terpilih bersama sejumlah CEO global, di antaranya CEO Glaxo Smith Kline Emma Walmsley (1), CEO Ping An Group Jessica Tan (2), CEO Banco Santander Ana Botin (3) dan CEO Macquarie Group Ltd Shemara R Wikramanayake (4).

Paskah-Sekda-Nias-Selatan-Ikhtiar-Duha

Fortune menilai, di bawah kepemimpinan Nicke, perseroan mampu melewati tantangan triple shock yakni jatuhnya , penurunan permintaan bahan bakar dan tekanan nilai tukar selama 2020.

Ketiga faktor sempat menekan pendapatan dan laba perseroan tahun lalu. Namun, pada paruh , perseroan mampu bangkit dengan mencapai target produksi minyak dan gas (migas).

Fortune juga menyorot dukungan Nicke terhadap transisi ke energi bersih dengan membangun portofolio Energi Baru Terbarukan ().

“Pengakuan ini merupakan bukti nyata besarnya kepercayaan internasional terhadap Pertamina yang terus bergerak mengantisipasi ,” ujarnya.

Selama di BUMN migas itu, Nicke mencanangkan dan fokus menjalankan transisi energi dan langkah dekarbonisasi pada perusahaan dari hulu hingga hilir.

Hal ini sejalan dengan penilaian atas implementasi aspek Environment, Social & Governance (ESG) Pertamina yang naik signifikan dari skor 41,6 atau termasuk kategori several risk (Februari 2021) menjadi 28,1 (medium risk) pada September 2021.

Perbaikan nilai tersebut menempatkan perusahaan pada peringkat ke-15 perusahaan di industri dan peringkat 8 Sub-Industri Migas dunia.

Nicke melanjutkan posisi Pertamina sebagai perusahaan yang termasuk kategori medium dalam implementasi ESG juga disandang oleh perusahaan global Repsol, ENI, Public Co, dan Total Energies.

Posisi tersebut berada di atas Royal Ducth Shell, BP, Exxon Mobil yang masih terkategori High Risk dan Chevron, Petrobras dan Petronas yang dinilai masuk kategori severe risk.

Peringkat tersebut meningkat karena langkah-langkah terencana perusahaan dalam aksi penyelamatan iklim dan transisi energi menuju net zero, yakni dekarbonisasi operasional, bentuk portofolio untuk investasi pertumbuhan hijau, serta percepatan inovasi dan pertumbuhan hijau.

Lebih lanjut, Nicke memastikan seluruh inisiatif strategis untuk mewujudkan green transition terus berlanjut dan mampu mencapai target pengurangan emisi gas rumah kaca antara 29 – 41 persen pada 2030.

Simak berita dan artikel lainnya di  Google News


Leave a Reply