![]() |
Ilustrasi Kampus (f:ist/mbg) |
Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah 1 Sumut, Saiful Anwar Matondang, menyatakan bahwa langkah penggabungan atau peleburan perguruan tinggi telah memberikan dampak positif dan memperlihatkan tren pertumbuhan yang menggembirakan.
“Penggabungan ini menjadi strategi efektif untuk meningkatkan daya saing dan memperkuat eksistensi pendidikan tinggi di Sumatera Utara,” ujar Saiful, Jumat (4/4/2025).
Ia menjelaskan bahwa sejak 2022 hingga 2024, proses penggabungan telah menghasilkan 10 universitas baru. Salah satu contoh sukses adalah Universitas Murni Teguh, yang lahir dari peleburan STIKes Murni Teguh (Deli Serdang) dan STAMI (Pematangsiantar). Contoh lainnya adalah peleburan Akademi Kebidanan dan Akademi Keperawatan menjadi Institut Wirahusada.
“Proses penggabungan bisa dilakukan dalam satu yayasan maupun antar yayasan dengan sistem alih kelola,” jelas Saiful.
Menariknya, meskipun jumlah institusi berkurang, jumlah program studi (prodi) justru mengalami lonjakan signifikan. “Prodi makin bertambah berlipat-lipat, meskipun jumlah institusi makin berkurang,” tambahnya. Menurutnya, sebagian besar kampus yang tutup adalah sekolah tinggi dan akademi, sementara jumlah universitas justru mengalami peningkatan.
Tren ini menunjukkan bahwa kualitas dan cakupan pendidikan tinggi di Sumut tidak hanya dipertahankan, tetapi juga terus dikembangkan. Strategi konsolidasi ini diharapkan mampu mempersiapkan kampus-kampus di Sumut menghadapi tantangan zaman dan tetap memberikan layanan pendidikan yang unggul dan relevan bagi mahasiswa.
Dengan fokus pada efisiensi, kolaborasi, dan peningkatan mutu, penggabungan institusi menjadi jawaban atas tantangan dunia pendidikan tinggi di era yang terus berubah.
(wls/mbg)