Iklan

terkini

Bupati dan Wabup Nias Selatan Sidak Dinkes, Bongkar Hilangnya Mesin Ambulans

Mimbar Bangsa
4/09/25, 20:07 WIB Last Updated 2025-04-15T11:14:00Z

Bupati Nias Selatan, Sokhiatulo Laia, bersama Wakil Bupati, Yusuf Nache, saat melakukan inspeksi mendadak di Dinas Kesehatan, menemukan bahwa dua unit mesin serta sejumlah suku cadang dari beberapa mobil ambulans telah hilang. Selain itu, beberapa mobil ambulans tampak terparkir dalam waktu lama akibat mengalami kerusakan parah. (f:ist/mbg)

IMBARBANGSA.CO.ID
Bupati Nias Selatan Sokhiatulo Laia bersama Wakil Bupati Ir. Yusuf Nache, S.T., M.M. melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD), salah satunya ke Dinas Kesehatan (Dinkes), pada Rabu (9/4). Sidak ini dilakukan pasca viralnya video jenazah pasien Puskesmas Lolomatua yang diangkut menggunakan becak bermotor karena ambulans rusak.

Pasien yang diketahui bernama Ina Atur Ndruru, warga Desa Loloanaa, Kecamatan Ulunoyo, meninggal dunia saat menjalani perawatan di Puskesmas Lolomatua pada Senin (31/3). Ketidaktersediaan ambulans membuat keluarga terpaksa mengantar jenazah menggunakan becak motor. Peristiwa ini menuai sorotan publik setelah tersebar luas di media sosial.

Dalam sidaknya, Bupati Sokhiatulo dan Wabup Yusuf mengecek langsung kondisi ambulans yang terparkir di halaman Dinkes. Hasilnya mengejutkan: dua unit ambulans ditemukan dalam kondisi tanpa mesin, dan sejumlah onderdil seperti gardan, velg, as tarik, serta sparepart lainnya hilang.

“Bagi siapa yang bermain-main atau terlibat dalam permasalahan ini, harus diproses secara hukum yang berlaku di NKRI,” tegas Sokhiatulo kepada wartawan.

Wakil Bupati Yusuf Nache menambahkan bahwa pihaknya menunggu laporan resmi dari Kepala Dinas Kesehatan, dr. Henny K. Duha, kepada aparat penegak hukum. “Jika ada oknum dari Dinkes yang terlibat, tentu akan diproses sesuai aturan yang berlaku,” tegasnya.

Kadis Kesehatan, dr. Henny Duha, mengaku baru mengetahui hilangnya mesin dan sparepart ambulans pada Februari 2025 saat dilakukan pengecekan fisik jelang proses lelang. Ia menyebut telah memanggil sejumlah satpam untuk mengusut kemungkinan keterlibatan pihak internal. Namun hingga kini, belum ada kejelasan.

“Ke depan mungkin kami akan melaporkan ke pihak kepolisian bahwa kami kehilangan barang,” kata Henny.

Ia juga mengungkap bahwa CCTV hanya terpasang di dalam ruangan, sehingga tidak dapat merekam aktivitas di area parkiran. Mengenai anggaran pemeliharaan, Dinkes memiliki alokasi Rp200 juta per tahun, namun dengan 29 unit ambulans, anggaran tersebut dinilai belum mencukupi.

Kritik tajam datang dari DPRD Kabupaten Nias Selatan. Anggota Komisi II, Gedonisius Maduwu, SE dari PDIP menyebut Dinkes gagal menjaga aset negara. “Saya kecewa. Mereka hanya tahu memakai, tapi tidak bisa merawat. Ini uang rakyat,” ujarnya kesal.

Gedonius menyatakan pihaknya akan segera menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan memanggil Kadis Kesehatan, kepala puskesmas, dan pihak terkait untuk meminta pertanggungjawaban.

Di sisi lain, Kabid Aset BPKPAD Nisel, Robert A. Pasaribu, menjelaskan bahwa tugas pihaknya hanya mengkoordinasikan pencatatan dan proses lelang aset berdasarkan usulan dari OPD. Ia mengaku telah menerima laporan lisan dari Dinkes pada awal 2025 terkait hilangnya mesin dan onderdil ambulans.

“Dengan kondisi kendaraan tidak lengkap, maka tidak bisa lagi dimasukkan dalam daftar lelang sesuai penilaian KPKNL tahun 2024 lalu,” jelas Robert.

Peristiwa ini menyoroti lemahnya pengawasan dan pemeliharaan aset negara, serta menjadi momentum bagi pemerintah daerah untuk memperbaiki sistem manajemen barang milik daerah demi pelayanan publik yang lebih baik.

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Bupati dan Wabup Nias Selatan Sidak Dinkes, Bongkar Hilangnya Mesin Ambulans

Terkini

Iklan