Kuningan, MimbarBangsa.co.id – Kejadian bullying atau perundungan dengan kekerasan fisik yang terjadi di Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, diduga dipicu oleh keengganan korban untuk bermain dengan pelaku. Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kuningan, U Kusmana.
“Ada permasalahan pribadi. Intinya si korban ini tidak ingin main dengan pelaku. Pelaku tidak terima, jadinya terjadi perundungan,”
Menurut Kusmana, pelaku sejatinya adalah sahabat korban, tetapi saat itu tidak sedang bersekolah. Ia juga menyebut akibat kejadian perundungan itu, korban saat ini mengalami trauma akibat tekanan yang dialaminya dari pelaku.
“Kejadian ini sebenarnya sudah berlangsung dua minggu yang lalu, dan korban sudah kembali ke sekolah minggu lalu. Namun, upaya pemulihan mental dan psikologis masih perlu dilakukan mengingat dampak traumatis yang dialami korban,” kata Kusmana.
Maraknya kasus perundungan dengan kekerasan fisik seperti ini membuat Kusmana mengimbau kepada semua pihak terkait, terutama di lingkungan pendidikan, untuk memberikan edukasi moral kepada para murid.
“Kami dari Dinas Pendidikan akan terus melakukan edukasi dan mengingatkan kepada seluruh stakeholder pendidikan terutama kepada sekolah, bagaimana kita memberikan edukasi moral dan pergaulan,” imbaunya.
Sekadar informasi, kasus bullying ini terjadi pada Kamis (21/9/2023), tetapi video kejadian tersebut baru menjadi viral di media sosial dan grup WhatsApp pada Minggu (1/10/2023). Video berdurasi 14 detik tersebut menampilkan aksi kekerasan pelaku perundungan terhadap korban di sebuah kebun bambu di Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.
Selain dipukul, korban juga diinjak-injak oleh pelaku.