Jakarta, MimbarBangsa.co.id – Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan Indonesia harus mengantisipasi perkembangan lingkungan yang strategis. Dia mengatakan kondisi geografis yang luas, memerlukan strategi khusus.
“Dihadapkan dengan luasnya wilayah Indonesia diperlukan pertahanan negara yang kuat dan strategi militer baik dalam menghadapi setiap kemungkinan ancaman yang timbul,” kata Laksamana Yudo, Rabu (20/9/2023).
Hal itu disampaikan Yudo saat menyampaikan sambutan dalam Seminar Nasional dalam rangka HUT ke-78 TNI bertema “Strategi Pertahanan Nusantara” yang digelar di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat. Seminar ini juga diharapkan bisa menjadi pijakan yang kokoh bagi TNI dalam mengembangkan dan memberikan rasa percaya diri dalam melaksanakan tugas di masa depan.
Yudo mengatakan Indonesia berada di persimpangan dua benua dan samudra serta sumber kekayaan yang melimpah. Kondisi itu membuat Indonesia memiliki nilai strategis dan penting dalam konteks geopolitik dan geostrategis dunia.
“Kita semua menyadari bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki posisi sangat strategis sebagai neksus perdagangan dunia, di mana 30-40 persen total perdagangan dunia melintasi Indonesia,” ucapnya.
Yudo menjelaskan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dapat membawa masyarakat kepada globalisasi dan modernisasi, yang tidak saja mengaburkan ancaman. Menurutnya, perkembangan ilmu juga dapat mengubah cara-cara menghadapi ancaman terhadap negara yang bersifat militer tapi juga nonmiliter, bahkan hibrida.
“Perkembangan lingkungan strategis saat ini telah menunjukkan bahwa potensi untuk terjadinya invasi militer suatu negara masih bersifat faktual. Perang Rusia-Ukraina merupakan bukti empiris yang harus menjadi tanda peringatan atau alarm bagi kita untuk membangkitkan kembali kesadaran pentingnya pertahanan sebuah negara dengan ancaman invasi,” ungkapnya.
Ia mengatakan bahwa ancaman perang di suatu negara pasti ada. Oleh sebab itu, TNI harus memiliki strategi dalam mengantisipasi ancaman tersebut.
“Ancaman perang tetap ada oleh sebab itu TNI perlu merumuskan strategi untuk menghadapi ancaman potensial, dampak faktual, dan menjadi landasan untuk perencanaan pembangunan kekuatan dalam rangka mengantisipasi ancaman di masa depan,” ujarnya.
Diharapkan seminar nasional ini akan menjadi sarana brainstorming dari para pakar, akademisi, dan praktisi sehingga dapat diperoleh gambaran yang lebih luas dan holistik dalam menyusun strategi pertahanan nusantara.
Peserta seminar diikuti seluruh Perwira TNI di wilayah barat, tengah, timur dan secara online serta Mabes TNI, TNI AD, TNI AL, TNI AU, Kementerian, Lembaga dan Non-Kementerian dan Perguruan Tinggi jumlah keseluruhan 300 orang.