Jakarta, MimbarBangsa.co.id – Pentingnya pemberdayaan UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah) yang dimiliki oleh penyandang disabilitas tidak dapat diabaikan.
Sebagian besar penyandang disabilitas menghadapi tantangan dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi atau mengakses pekerjaan di industri formal. Oleh karena itu, pemberdayaan UMKM menjadi pilihan yang ideal untuk memungkinkan mereka memperoleh penghidupan yang layak dan mandiri.
Industri formal umumnya mengharuskan pendidikan yang lebih tinggi, pengalaman kerja tertentu, atau kemampuan fisik yang mungkin tidak dapat dipenuhi oleh penyandang disabilitas. Dalam hal ini, UMKM memberikan alternatif yang memungkinkan mereka menggunakan keterampilan dan bakat mereka tanpa terkendala oleh persyaratan yang sulit dipenuhi.
Selain itu, pemberdayaan UMKM juga dapat memperkuat inklusi sosial bagi penyandang disabilitas. Dengan memiliki usaha sendiri, mereka dapat terlibat secara aktif dalam kegiatan ekonomi masyarakat, berinteraksi dengan pelanggan, dan menjalin hubungan dengan komunitas bisnis lokal. Hal ini membantu menghilangkan stigma dan diskriminasi yang sering dialami oleh penyandang disabilitas, serta mempromosikan pemahaman yang lebih baik tentang potensi mereka di kalangan masyarakat umum.
Dalam upaya menciptakan kehidupan yang lebih inklusif bagi penyandang disabilitas di Indonesia, berbagai langkah telah diambil oleh organisasi dan bisnis sosial yang berdedikasi untuk pemberdayaan mereka. Salah satu kolaborasi yang signifikan adalah antara CODI (Center of Disability Indonesia) dan PUKA, yang bertujuan untuk memberikan pelatihan pembuatan produk kerajinan kepada penyandang disabilitas.
CODI merupakan ekosistem yang dirancang untuk memberikan kesempatan pendidikan, peluang kerja, dan pengembangan keterampilan kepada penyandang disabilitas. Tujuan utama CODI adalah memberikan kesempatan kepada mereka untuk hidup secara mandiri dan layak.
Sementara itu, PUKA adalah sebuah bisnis sosial yang fokus pada bidang kerajinan dan memiliki komitmen kuat terhadap pemberdayaan penyandang disabilitas. Selama 8 tahun perjalanan mereka, PUKA telah berkolaborasi dengan 4 Sekolah Luar Biasa di Bandung untuk membuat ribuan produk kerajinan.
Dengan bekerja sama, CODI dan PUKA memiliki visi bersama untuk menciptakan ekonomi inklusif bagi penyandang disabilitas. Saat ini, partisipasi tenaga kerja penyandang disabilitas masih sangat rendah.
Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, termasuk kurangnya pemahaman dan kesempatan yang sama untuk bekerja dan berkarya bagi penyandang disabilitas.
Melalui pelatihan pembuatan produk kerajinan, CODI dan PUKA berusaha memberikan peluang bisnis yang sesuai dengan kapasitas dan kemampuan penyandang disabilitas. Pelatihan ini tidak hanya memberikan keterampilan dalam membuat produk kerajinan berkualitas tinggi, tetapi juga memperkuat kemandirian dan rasa percaya diri mereka. CODI dan PUKA juga memiliki misi khusus untuk mengubah paradigma masyarakat terhadap penyandang disabilitas.
“Sudah saatnya orang-orang tidak lagi melihat penyandang disabilitas hanya sebagai penerima bantuan. Kami ingin membuktikan bahwa mereka adalah subjek pembangunan bangsa. Penyandang disabilitas juga memiliki potensi dan kontribusi berharga bagi masyarakat,” ujar Dessy Nur Anisa Rahma selaku Pendiri PUKA Jumat (14/7/2023).
Melalui pelatihan ini, CODI dan PUKA berharap masyarakat dapat lebih memahami dan peduli terhadap berbagai jenis disabilitas yang ada. Dengan pemahaman yang lebih baik, diharapkan masyarakat akan memberikan kesempatan yang sama bagi penyandang disabilitas dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk di dunia kerja.
Dengan cara ini, paradigma yang melibatkan penyandang disabilitas sebagai pihak yang tidak berdaya dapat digantikan oleh pemahaman yang lebih baik dan inklusif.