Jakarta, MimbarBangsa.co.id – Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyatakan ASEAN tidak boleh menjadi ajang persaingan. ASEAN juga tidak boleh menjadi proxy atau wakil dari negara mana pun. Hal ini ditegaskan Jokowi saat menerima kunjungan kehormatan para menlu ASEAN dan negara mitra di Hotel Shangri-La, Jakarta, Jumat (14/7/2023).
“ASEAN tidak boleh menjadi ajang persaingan, tidak boleh menjadi proxy negara mana pun, dan hukum internasional harus dihormati secara konsisten,” kata Jokowi dikutip dari Youtube Sekretariat Presiden.
Jokowi menyatakan, kehadiran para menlu ASEAN dan negara sahabat adalah untuk mencari penyelesaian terhadap masalah-masalah di kawasan dan dunia, bukan justru sebaliknya. Apalagi memperuncing masalah. Negara-negara di ASEAN, kata Jokowi, berkomitmen untuk terus memperkuat perastuan dan soliditas, serta memperkokoh sentralitas ASEAN dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di ASEAN.
“Untuk itu, kerja sama dan dukungan nyata dari para mitra dan tamu ASEAN sangat kami harapkan,” katanya.
Dikatakan, di tengah krisis dan rivalitas yang tajam, KTT G-20 tahun lalu di bawah presidensi Indonesia dan dukungan negara-negara sahabat tetap bekerja dan menghasilkan sejumlah hal yang bermanfaat bagi dunia. Tahun ini, Indonesia akan memanfaatkan posisi sebagai kekuataan ASEAN untuk meningkatkan kontribusi ASEAN bagi kejayaan Indopasifik dan dunia.
ASEAN, kata Jokowi, memiliki potensi yang besar untuk menjadi epicentrum of growth berupa usia produktif dan kekayaan alam yang melimpah. Sebagai kawasan yang sedang berkembang, negara-negara di ASEAN membutuhkan pengertian dan dukungan dari negara-negara maju dan negara-negara sahabat. Jokowi meminta untuk meninggalkan pendekatan zero sum game dan mengambil pendekatan saling menguntungkan.
“Ada sebuah pepatah di Indonesia, menang tanpo ngasorake, yang artinya kita dapat menjadi pemenang tanpa merendahkan yang lain, tanpa mengalahkan yang lain. Untuk itu, saya mengajak kita semuanya, marilah kita menjadi pemenang yang terhormat, menang tanpo ngasorake,” katanya.