Taipei, MimbarBangsa.co.id – Taiwan mendesak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan semua pemangku kepentingan terkait untuk mendukung keterlibatan kepulauan itu dalam Majelis Kesehatan Dunia (WHA) sebagai pengamat, serta partisipasi penuh.
Menurut Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Taiwan Hsueh Jui-yuan, pihaknya akan terus bekerja sama dengan dunia untuk membantu memastikan hak mendasar atas kesehatan yang diabadikan dalam Konstitusi WHO.
“Taiwan belum diundang ke Majelis Kesehatan Dunia sejak 2017. Kini setelah pandemi Covid-19 mereda dan dialog tentang penguatan sistem kesehatan di seluruh dunia semakin cepat, Taiwan tidak boleh ketinggalan. Taiwan dapat membantu, dan keterlibatan Taiwan akan membuat dunia lebih sehat, lebih berkelanjutan, dan lebih adil,” ujar Hsueh, Jumat (19/5/2023).
Menurutnya, dalam semangat SDGs (Tujuan Pembangunan Berkelanjutan), tidak boleh ada negara yang tertinggal, terutama Taiwan, yang telah memberikan kontribusi signifikan terhadap kesehatan masyarakat global.
“Saat dunia memasuki tahun keempat pandemi Covid-19, situasinya berangsur-angsur membaik. Sebagian besar pembatasan telah dicabut dan tata kelola kesehatan global telah bergeser dari tanggapan pandemi ke pemulihan pascapandemi,” jelas Hsueh.
Taiwan sepenuhnya mendukung SDGs terkait kesehatan dan target tiga miliar (triple billion targets) dari WHO. Taiwan berkomitmen untuk membangun rantai pasokan layanan kesehatan yang lebih tangguh dan adil, mempertahankan sistem cakupan kesehatan universal yang inklusif dan adil, serta menyediakan pencegahan dan pengelolaan penyakit melalui sistem perawatan kesehatan primer yang kuat.
Taiwan bersedia dan mampu berbagi pengalamannya dalam menciptakan penanganan kesehatan lintas sektoral, inovatif, dan berpusat pada manusia, untuk membantu masyarakat internasional bekerja mencapai SDGs terkait kesehatan dan kesejahteraan.
“Selama pandemi Covid-19, Taiwan secara efektif mengurangi penyebaran penyakit, memanfaatkan sistem perawatan kesehatan publiknya yang komprehensif, serta meningkatkan personel antipandemi yang terlatih, sistem pengawasan, investigasi, dan analisis epidemiologis. Model respons antipandemi Taiwan mencakup penerapan lanjutan dan mekanisme respons cepat. Langkah-langkah lainnya termasuk kebijakan kontrol perbatasan, distribusi sumber daya medis yang terkoordinasi, dan sistem transfer pasien untuk mencegah dan menahan laju pandemi pada saat vaksin dan obat antivirus tidak tersedia”.
Masyarakat Taiwan telah memainkan peran penting dalam mencapai keberhasilan antipandemi Taiwan dengan mengenakan masker, menerapkan jarak sosial, menghindari area ramai, mengikuti peraturan karantina, dan mendapatkan vaksinasi.
Jika dibandingkan dengan 38 negara anggota Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) dan Singapura, Taiwan menempati urutan keenam terendah dalam tingkat kematian akibat Covid-19. Taiwan juga menempati urutan keempat tertinggi untuk tingkat cakupan vaksin Covid-19 minimal dosis pertama, dan tertinggi ketiga dalam hal pemberian vaksin booster.