Jakarta, MimbarBangsa.co.id – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, jumlah aliran modal asing yang masuk ke pasar keuangan domestik mencapai US$ 1,4 miliar hingga 28 April 2023. Masuknya aliran modal asing ini diharapkan ikut menjaga stabilitas sistem keuangan Indonesia.
“Transaksi modal dan finansial diperkirakan juga mencatat surplus seiring aliran masuk modal asing dalam bentuk investasi portofolio yang mencatat net inflows US$ 4,7 miliar,” ucap Sri Mulyani dalam konferensi pers Hasil Rapat Berkala KSSK II Tahun 2023 di LPS Learning Center, Gedung Pacific Century Place, Senin (8/5/2023).
Dia mengatakan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) tetap baik dan mendukung ketahanan eksternal. Transaksi berjalan kuartal I 2023 diperkirakan mencatat surplus ditopang surplus neraca perdagangan barang sebesar US$ 12,3 miliar, melanjutkan surplus selama 35 bulan berturut-turut.
Sementara itu, posisi cadangan devisa Indonesia akhir April 2023 juga tetap tinggi sebesar US$ 144,2 miliar, setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Dengan perkembangan tersebut, NPI 2023 diperkirakan mencatat surplus, dengan transaksi berjalan dalam kisaran surplus 0,4% sampai dengan defisit 0,4% dari PDB.
“Sementara, neraca transaksi modal dan finansial diperkirakan mencatat surplus yang lebih tinggi didukung aliran masuk modal asing dalam bentuk PMA dan investasi portofolio,” tegasnya.
Sri Mulyani juga menjelaskan kinerja APBN sampai dengan kuartal I 2023 tetap positif. Hal ini ditandai dengan kinerja pendapatan negara yang tumbuh cukup tinggi dan realisasi belanja yang mampu menopang pemulihan ekonomi.
Realisasi pendapatan negara selama kuartal I 2023 mencapai Rp 647,15 triliun atau 26,27% dari target APBN dan tumbuh sebesar 28,98% yoy. Pada periode yang sama, penyerapan belanja negara mencapai Rp 518,66 triliun (16,94% dari Pagu APBN).
“Posisi fiskal relatif kuat, tercermin dari surplus pada keseimbangan primer sebesar Rp 228,76 triliun dan surplus keseimbangan fiskal sebesar Rp 128,50 triliun, ekuivalen dengan 0,61% PDB,” kata Sri Mulyani.