Jakarta, MimbarBangsa.co.id – Teknologi kecerdasan buatan saat ini kian digunakan dalam kehidupan di era serba digitalisasi. Kecerdasan buatan dikhususkan untuk memecah masalah kognitif yang umumnya terkait dengan manusia.
Ruang lingkup kecakapan digital tak hanya sekadar mampu mengetahui, tapi juga memahami dan menggunakan perangkat software maupun hardware untuk mencari informasi, menggunakan aplikasi perpesanan, loka pasar atau marketplace hingga transaksi keuangan.
Tak sampai di situ, dalam kecakapan digital tingkat lanjut pengguna bisa menggali kreativitas digital dan menghasilkan ide, berpikir kritis dalam mencerna informasi yang ada, hingga keterampilan pemecahan masalah secara digital.
“Kenapa kecakapan digital penting, karena kondisi saat ini perilaku kita dibaca oleh platform yang kita gunakan. Faktanya seperti ini pemakaian kita lebih dari 8 jam berinternet, aktivitas di ponsel pribadi hingga laptop,” ungkap Founder Zeotech, Muhammad Arifin saat menjadi nara sumber kegiatan literasi digital #makincakapdigital 2023 untuk segmen Pendidikan di DKI Jakarta, Banten dan sekitarnya pada Rabu 17 Mei 2023 lalu.
We Are Social dan HootSuit pada awal 2023 mengungkap bahwa pengguna internet di Indonesia terus bertambah dan kini sudah mencapai 212,9 juta atau 77 persen dari total populasi. Menurut Survei adan Pusat Statistik (BPS) 2018 juga menyebutkan bahwa dari tiga sub indeks, Indeks Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi (IP-TIK) Indonesia, sub indeks keahlian yang memiliki skor paling rendah menurut data yang dirilis 2019.
Bicara mengenai kecakapan digital, maka akan terkait juga dengan kecerdasan buatan atau Artificial Intelegent (AI) yang sebenarnya sudah sangat dekat dengan keseharian. Penggunaan media sosial, translator melalui penerjemah yang disediakan platform, video game, e-commerce, dan masih banyak lainnya telah menggunakan kecerdasan buatan.
Melihat semakin maraknya penggunaan teknologi kecerdasan buatan, kemudian muncul OpenAI sebagai salah satu perusahaan lahir untuk meriset tentang kecerdasan buatan. Perusahaan didirikan pada 2015 oleh sekelompok tokoh ternama dalam dunia AI. “Perusahaan ini dimulai dari keprihatinan dalam bidang teknologi terhadap potensi bahaya kecerdasan buatan yang kurang terkendali,” sambung Arifin.
AI dilatih dengan berbagai jenis data yang berupa teks termasuk dari internet, tulisan blog maupun web. Hal ini yang membuat AI mampu menjawab berbagai jenis pertanyaan dan memberikan informasi tentang banyak topik.
Namun AI perlu diperbarui dan diperbaiki untuk menghasilkan output yang lebih akurat dan relevan bagi penggunanya. Tentunya AI harus netral, objektif, serta mematuhi prinsip etika dan hukum, para pembuat teknologi AI memprogramnya sesuai aturan yang berlaku.
Dalam rangka kampanye Gerakan Nasional Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menyelenggarakan webinar Literasi Digital #MakinCakapDigital 2023 untuk segmen Pendidikan di wilayah DKI Jakarta, Banten dan Sekitarnya dengan tema “Cyberbullying: Apa Itu dan Bagaimana Cara Menghentikannya”.
Sebagai informasi, Webinar Makin Cakap Digital merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi.
Kali ini hadir pembicara-pembicara program kegiatan Literasi Digital #MakinCakapDigital di tahun 2023 yang ahli dibidangnya untuk berbagi antara lain Founder Zeotech, Muhammad Arifin, UI/UX Designer, Aldiyar dan Instruktur Edukasi.id, Verra Rousmawati.