Jakarta, MimbarBangsa.co.id – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai ekspor Indonesia ke negara-negara ASEAN mencapai US$ 3,81 miliar. Sementara itu nilai impor Indonesia ke negara-negara ASEAN sebesar US$ 3,21 miliar.
Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik BPS Imam Machdi mengatakan, berdasarkan kegiatan perdagangan yang terjadi, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus US$ 600 juta dengan negara-negara anggota ASEAN.
“Indonesia mencatatkan surplus dagang sebesar US$ 0,60 miliar, dengan capaian ini maka Indonesia berhasil mencatatkan surplus dagang selama 39 bulan berturut-turut dengan negara-negara ASEAN,” ucap Imam Machdi dalam konferensi pers di Kantor BPS, Jakarta, Senin (15/5/2023).
Jakarta, Beritasatu.com – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai ekspor Indonesia ke negara-negara ASEAN mencapai US$ 3,81 miliar. Sementara itu nilai impor Indonesia ke negara-negara ASEAN sebesar US$ 3,21 miliar.
Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik BPS Imam Machdi mengatakan, berdasarkan kegiatan perdagangan yang terjadi, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus US$ 600 juta dengan negara-negara anggota ASEAN.
“Indonesia mencatatkan surplus dagang sebesar US$ 0,60 miliar, dengan capaian ini maka Indonesia berhasil mencatatkan surplus dagang selama 39 bulan berturut-turut dengan negara-negara ASEAN,” ucap Imam Machdi dalam konferensi pers di Kantor BPS, Jakarta, Senin (15/5/2023).
BPS juga mendata tentang neraca perdagangan non migas Indonesia dengan negara mitra utama. Jika dilihat dari nilai total perdagangan Indonesia selama tahun 2023, lima negara dengan nilai total perdagangan terbesar adalah: Tiongkok, Jepang, Amerika Serikat, Singapura, dan India.
Neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus sebesar US$ 479,6 juta dengan Tiongkok pada April 2023. Angka ini berasal dari ekspor sebesar US$ 4,6 miliar dan impor senilai US$ 4,14 miliar. Komoditas penyumbang surplus terbesar adalah bahan bakar mineral (HS 27) senilai US$ 1,29 miliar; besi dan Baja (HS 72) sebesar US$ 1,02 miliar; serta nikel dan barang daripadanya (HS 75) senilai US$ 425,6 juta.Kedua yaitu Indonesia mengalami surplus US$ 410,7 juta dengan Jepang pada April 2023. Nilai ekspor Indonesia ke Jepang sebesar US$ 1,39 miliar sedangkan impor sebesar US$ 986,4 juta.
Komoditas penyumbang surplus adalah bahan bakar mineral (HS 27) senilai US$ 408,3 juta; bijih, kerak, dan abu logam (HS 26) senilai US$ 184,3 juta; serta nikel dan barang daripadanya (HS 75) senilai US$ 106,4 juta. Ketiga yaitu dengan Singapura surplus sebesar US$ 51,4 juta pada April 2023. Nilai ekspor pada April 2023 mencapai US$ 547,5 juta sedangkan impor mencapai US$ 496,1 juta.
“Komoditas penyumbang surplus adalah mesin/peralatan listrik (HS 85) sebesar US$ 55,6 juta; perhiasan/Permata (HS 71) sebesar US$ 53,5 juta; serta timah dan barang daripadanya (HS 80) sebesar US$ 30,3 juta,” tutur dia.