Jakarta, MimbarBangsa.co.id – Bank Indonesia (BI) menekankan pentingnya pengembangan kelompok subsisten untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui upaya penguatan konsumsi rumah tangga, yang didalamnya termasuk kelompok subsisten.
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Juda Agung mengatakan upaya peningkatan kelompok subsistem yang dilakukan BI yakni dengan memperluas inklusivitas melalui dukungan kapasitas, akses pasar dan keuangan. Sehingga, kelompok subsisten dapat mengelola keuangannya serta membuat produk yang berkualitas dan branding menarik.
“Dalam implementasi pengembangan kelompok subsisten, BI mengambil langkah pendekatan kebijakan yang mengintegrasikan inklusi keuangan dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui framework Strategi Nasional Ekonomi dan Keuangan Inklusif (SNEKI) untuk mendukung capaian Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI),” ucap Juda, Jumat (19/5/2023).
Menurut Juda Agung, pada tahun 2021 BI telah mengembangkan model bisnis pengembangan ekonomi dan keuangan inklusif berbasis kelompok subsisten.
Program yang menyasar kelompok subsisten diantaranya merupakan penerima bansos, serta memiliki rintisan usaha, kemudian diarahkan untuk membentuk usaha mikro yang prospektif serta didorong menggunakan produk dan layanan keuangan formal.
“Sehingga dapat mendukung kegiatan ekonomi produktif sehingga mencapai kemandirian ekonomi dan naik kelas,” kata dia.
Kepala Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen, Yunita Resmi Sari melaporkan, program ini telah diimplementasikan dalam bentuk pilot project selama dua tahun (2021-2022) di 8 wilayah Kantor Perwakilan BI Dalam Negeri (KPwDN) dengan menghasilkan perbaikan pada berbagai aspek seperti kepemilikan rekening, peningkatan kapasitas usaha, dan pembentukan kelembagaan.
“Selanjutnya, pada tahun 2022 model bisnis pengembangan dimaksud telah direplikasi di seluruh 46 wilayah KPwDN. Hingga akhir tahun 2022, telah terbentuk sebanyak 93 kelompok subsisten,” imbuh Yunita.