Jakarta, MimbarBangsa.co.id – Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan bahwa saat ini Partai Demokrat masih akan menggandeng Nasdem dan PKS di koalisi perubahan. Ditegaskan AHY, semangat perubahan dan perbaikan itu jauh sudah ada bahkan sebelum adanya wacana apa pun terkait koalisi dan pasangan.
“Justru kami termasuk yang pertama menginisiasi dan menggelorakan semangat perubahan dan perbaikan jadi kuat narasi kami di situ bisa dicek rekam sejarahnya,” ucap AHY kepada awak media dalam agenda pernyataan pers awal tahun Partai Demokrat di kantor DPP Demokrat di Jalan Proklamasi No 41, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat pada Kamis (12/1/2023) siang.
Sebab ditekankan sekali lagi oleh AHY, atas apa yang Demokrat amati dan hasil berdialog dengan rakyat. Pihaknya percaya bahwa banyak aspek yang bisa dan harus dilakukan perubahan dan perbaikan.
Kendati demikian AHY menuturkan, “Itu saja sebetulnya dan saat ini memang terus berproses. Kami senang prosesnya nyata on the track walaupun kita tahu politik adalah sesuatu yang penuh dengan misteri, koalisi juga begitu. Kita terus berikhtiar, dinamis itu sudah pasti, menghangat juga hampir pasti.”
Tetapi sejatinya menurut AHY, Demokrat terus mencari konsensus dengan tujuan untuk bisa memenangkan kontestasi Pemilu 2024. Kemudian pada akhirnya membawa perubahan yang terbaik untuk masyarakat Indonesia.
AHY menuturkan menyangkut calon wakil presiden (cawapres) sebagai pendamping Anies Baswedan, teranyar masih didiskusikan. Dirinya berkata koalisi perubahan tengah mencari sosok terbaik untuk menjadi cawapres Anies.
“Kita diskusikan, kita buka bersama-sama. Ini adalah ruang yang tersedia sebelum ada deadline yang ditetapkan berdasarkan undang-undang, bahwa kita hari ini terus mencari pasangan yang terbaik,” kata dia.
Menurut AHY, ini dilakukan tidak boleh berdasarkan like or dislike atau asal suka atau tidak suka, preferensi itu sangat subjektif. “Sehingga Demokrat terus membangun diskusi dan juga komunikasi politik yang rasional, objektif, aktual dan faktual dengan mendengarkan suara rakyat,” katanya lagi.
“Jangan hanya percaya pada statistik yang belum tentu bisa dikonfirmasi di lapangan,” sambungnya.