Chicago, MimbarBangsa.co.id – Harga minyak mentah menguat (rebound) pada Rabu (25/1/2023) karena harapan pemulihan permintaan di importir utama Tiongkok setelah melonggarkan pembatasan pandemi Covid-19 di tengah kekhawatiran pertumbuhan ekonomi global.
Harga minyak mentah Brent berjangka naik 59 sen, atau 0,7%, menjadi US$ 86,72 per barel pada 0214 GMT setelah jatuh 2,3% di sesi sebelumnya. Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 46 sen, atau 0,6%, menjadi US$ 80,59 per barel, setelah turun 1,8% pada Selasa (24/1/2023).
Kekhawatiran ekonomi diperburuk persediaan minyak AS yang lebih besar dari perkiraan Selasa. Stok minyak mentah AS naik sekitar 3,4 juta barel dalam pekan yang berakhir 20 Januari, menurut sumber pasar mengutip data American Petroleum Institute Selasa. Angka itu tiga kali lipat dari perkiraan 1 juta dalam jajak pendapat Reuters awal Senin (23/1/2023).
Sementara data resmi Administrasi Informasi Energi AS akan dirilis pada Rabu malam.
“Ekspektasi bahwa permintaan bahan bakar Tiongkok akan pulih pada paruh kedua tahun 2023 dan ini akan mendukung sentimen pasar,” kata Manajer Umum Penelitian Nissan Securities, Hiroyuki Kikukawa.
Kikukawa memprediksi bahwa harga minyak WTI akan diperdagangkan dalam kisaran US$ 75 dan US$ 85 per barel dalam beberapa minggu mendatang.
Pasokan minyak harus tetap stabil untuk jangka menengah karena Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, OPEC+, diperkirakan akan mempertahankan kuota produksinya.
Lima sumber OPEC+ Selasa mengatakan panel OPEC+ kemungkinan akan mendukung kebijakan produksi minyak ketika bertemu minggu depan.