Jakarta, MimbarBangsa.co.id — Kopi adalah minuman yang telah ada selama berabad-abad. Sejak pertama kali memanggang biji kopi dan menyeduhnya dengan air panas, orang tahu telah menemukan sesuatu yang istimewa. Ada banyak manfaat minum kopi, mulai dari merangsang sel-sel otak hingga membuat kenyang lebih lama setelah makan. Jadi tidak mengherankan jika 75 persen orang dewasa Amerika minum beberapa bentuk minuman berkafein setiap hari.
Eloknya, takaran minum kopi sehari cukup dua cangkir agar mampu memberikan kesehatan tanpa efek samping yang merugikan, seperti kafein berlebihan atau kecanduan. Tak hanya nikmat, kopi juga punya sederet manfaat untuk kesehatan. Kopi penuh zat yang dapat membantu menjaga kondisi yang lebih umum pada wanita, termasuk Alzheimer dan penyakit jantung.
Umumnya, orang hanya mengetahui kopi merupakan sumber kafein. Nyatanya, kopi juga juga mengandung antioksidan dan zat aktif lain yang dapat mengurangi peradangan internal dan melindungi tubuh dari beberapa penyakit.
Bantu kurangi risiko diabetes tipe 2
Kopi mengandung bahan kimia tumbuhan alami yang disebut fitokimia, yang dapat membantu mencegah penyakit kronis, termasuk diabetes tipe 2. Para peneliti menemukan minum kopi 1-6 cangkir per hari telah mengurangi kemungkinan terkena diabetes tipe 2 hingga 50 persen. Selain itu, konsumsi kopi yang konsisten dikaitkan dengan risiko diabetes yang lebih rendah pada orang Afrika Amerika dibanding dengan yang tidak.
Turunkan risiko penyakit jantung
Minum kopi secukupnya telah dikaitkan dengan risiko kematian yang lebih rendah dari penyebab yang berhubungan dengan jantung, seperti stroke dan penyakit kardiovaskular, tetapi hasilnya bertentangan. Namun, sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Circulation: Journal of American Heart Association menemukan wanita yang minum lebih dari dua cangkir kopi per hari memiliki risiko kematian yang lebih rendah akibat penyakit jantung sebesar 22 persen.
Bantu cegah penyakit Parkinson
Para peneliti di Universitas Harvard dan RS Brigham di Boston meneliti hubungan antara konsumsi kopi dan tingkat penyakit Parkinson pada lebih dari 200.000 orang. Mereka menemukan yang mengonsumsi kopi paling banyak memiliki risiko 20 persen lebih rendah terkena penyakit Parkinson dalam waktu 10 tahun dibandingkan bukan peminum kopi. Namun, para peneliti percaya minum kopi hanyalah salah satu faktor gaya hidup di antara banyak faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya penyakit Parkinson dan tidak menyarankan orang mulai minum kopi untuk mencegah Parkinson.
Bantu cegah demensia dan penyakit Alzheimer
Asupan kopi jangka panjang telah dikaitkan dengan risiko lebih rendah terkena demensia dan penyakit Alzheimer. Namun, ternyata hasilnya cenderung bertentangan. Studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Neurology menemukan wanita yang minum 2-3 cangkir kopi per hari memiliki risiko 18 persen lebih rendah terkena demensia atau penyakit Alzheimer dibandingkan yang tidak minum kopi. Para peneliti mengakui hasil itu harus ditafsirkan dengan hati-hati dan hanya menyarankan alasan teoretis di balik bagaimana kopi dapat mencegah Alzheimer.
Menurunkan risiko kanker tertentu
Kopi mengandung antioksidan dan senyawa anti-inflamasi tingkat tinggi dan keduanya dianggap memiliki sifat antikanker yang kuat. Studi telah menemukan minum kopi secukupnya membantu mencegah kanker tertentu, termasuk kanker paru-paru dan payudara. Selain itu, peminum kopi jangka panjang memiliki risiko lebih rendah terkena beberapa jenis kanker jika dibandingkan dengan yang tidak minum kopi.
Bantu kurangi stres
Mengonsumsi kafein dosis tinggi dapat menyebabkan kecemasan. Tetapi minum kopi dalam jumlah sedang dapat membantu mengurangi tingkat stres. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita yang minum 1-3 cangkir kopi per hari lebih kecil kemungkinan mengalami serangan panik daripada yang bukan peminum kopi. Pada peminum kopi, risiko mengalami gangguan kecemasan berkurang hingga 50 persen.
Turunkan risiko depresi
Beberapa penelitian menemukan kafein dapat membantu mengurangi gejala depresi, termasuk kelelahan dan kesulitan berkonsentrasi. Beberapa penelitian juga menunjukkan korelasi antara asupan kopi yang lebih tinggi dan tingkat bunuh diri yang lebih rendah di antara orang dewasa. Namun, para peneliti mengakui ini mungkin karena penyebab terbalik, sebuah teori orang yang depresi lebih mungkin menarik diri dari aktivitas yang pernah dinikmati, termasuk konsumsi kopi.
Sumber: Tempo. co