Jakarta, MimbarBangsa.co.id – Hasan Al Bana adalah seorang tokoh cendekiawan muslim yang dikenal mengoleksi ribuan buku dalam perpustakaan pribadinya. Hingga suatu ketika, rumah Hasan Al Bana disusupi oleh pencuri yang hendak menguras hartanya.
Kisah ini diceritakan dalam buku Kisah dan ‘Ibrah oleh Syofyan Hadi. Cerita bermulai saat beberapa orang pencuri membobol keamanan rumah Hasan Al Bana.
Hasan Al Bana dan keluarganya pun disandera oleh kawanan pencuri agar mereka dapat dengan leluasa membawa harta benda yang ada di rumahnya. Pada suatu titik di mana harta Hasan Al Bana habis digondol pencuri, mereka pun melihat deretan buku yang ada di lemari Hasan Al Bana.
Saat para pencuri hendak melaksanakan aksi untuk mencuri buku tersebut, Hasan Al Bana tidak tinggal diam. Ia akhirnya angkat suara dan berkata pada para pencuri.
“Kalian boleh mengambil seluruh isi rumah ini semuanya, kecuali, aku bermohon kepada kalian agar jangan mengambil satu pun dari buku-buku saya ini. Sebab, buku-buku ini sangat berharga bagiku melebihi semua hartaku yang lain. Pada buku-buku ini tersimpan ilmu yang aku miliki,” kata dia.
Mendengar hal itu, para pencuri itu pun heran hingga salah seorang di antaranya menjawab, “Saya heran, baru kali ini saya melihat seorang ulama besar yang merasa takut buku-bukunya diambil,”
Tidak disangka-sangka, alih-alih mencuri buku-buku Hasan Al Bana, pencuri tersebut malah memberi sejumlah petuah pada Hasan Al Bana. Petuah tersebut bahkan diketahui menyadarkan Hasan Al Bana atas kelalaiannya dalam menjaga dan menerapkan ilmunya.
“Saya tahu kenapa engkau takut buku-buku ini diambil karena engkau belum meletakkan ilmu yang pada buku-buku di dalam hati dan dadamu. Ilmu-ilmu itu masih tersimpan di dalam kertas-kertas ini,” ujar salah seorang pencuri.
“Ketahuilah Hasan Al Bana, bahwa ilmu itu ada di dalam dada bukan pada kertas-kertas ini. Jika semua yang ada di kertas ini sudah engkau pindahkan ke dalam dadamu, tentulah ini semua tida ada artinya bagimu dan tentu engkau tidak akan takut jika kertas-kertas ini dicuri oleh orang lain,” lanjut pencuri itu.
Usai mengungkapkan hal tersebut, para pencuri itu pun menghilang dari pandangan Hasan Al Bana dan mereka pun mengembalikan lagi seluruh harta yang sempat dicuri.
Syofyan Hadi berpendapat, kisah ini memberi pesan bagi pembacanya tentang pentingnya metelakkan ilmu di dalam hati. Sebab hati adalah sebaik-baiknya muara terakhir tempat ilmu bercokol dalam diri manusia.
Sumber: detik. com/edu