Jakarta, MimbarBangsa.co.id — Presiden Jokowi diminta untuk bersikap netral pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang. Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) A. Khoirul Umam menilai sikap tersebut bisa menyelamatkan karir politik Jokowi setelah turun dari kursi presiden.
Umam meminta Jokowi bersikap netral terkait dengan konflik di internal PDIP. Jokowi sempat memberi sinyal akan mendukung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai penerusnya meskipun PDIP belum memutuskan siapa calon presiden yang akan mereka usung.
Umam menilai Jokowi bisa berhadapan secara langsug dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri jika dukungannya berbeda dengan sikap partai.
“Memang Jokowi petugas partai. Namun, posisinya sebagai Presiden tujuh tahun terakhir, bisa saja mengubah cara pandang dia dalam menempatkan diri yang lebih tinggi saat bernegosiasi dengan Megawati,” katanya.
Jika Jokowi berpihak dan ternyata kalah, Umam memprediksi nasib bisa terancam pasca purna tugas dari jebatan presiden.
“Sebab, dukungan instrumen politik negara belum tentu bisa menjamin keberhasilan seseorang dalam kontestasi Pilpres pasca reformasi,” ucapnya.
Umam mencontohkan sikap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di masa akhir jabatannya di 2004. Dia menilai Jokowi sebaiknya netral untuk memberikan kesempatan yang setara dalam kontestasi Pilpres 2024. Meskipun demikian, menurut dia, dukungan Jokowi belum tentu bisa memastikan seseorang memenangkan pesta demokrasi lima tahunan tersebut.
“Sebab, dukungan “instrumen politik negara” belum tentu bisa menjamin keberhasilan seseorang dalam kontestasi Pilpres pasca reformasi,” kata dosen Ilmu Politik dan International Studies Universitas Paramadina tersebut.
Jokowi sempat memberikan sinyal dukungan kepada Ganjar Pranowo dalam pidatonya di Rapat Kerja Nasional (Rakernas) V kelompok relawan Projo di Magelang, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu. Meskipun demikian, dia meminta Projo untuk tetap bersabar menunggu kepastian sikapnya.
Ganjar sendiri saat ini sedang menghadapi serangan dari rekan-rekannya di PDIP. Dia dianggap sombong karena terus berupaya mempromosikan diri untuk maju pada Pilpres 2024.
Serangan terakhir dilancarkan oleh legislator PDIP Trimedya Panjaitan. Dia menyatakan Ganjar tak menghormati Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang belum berbicara soal capres. Trimedya bahkan menyebut Ganjar tak memiliki prestasi dalam memimpin Jawa Tengah.
Ganjar Pranowo menilai serangan dari rekannya itu sebagai saran dan kritik. Dia pun menyatakan memahami bahwa keputusan soal calon yang akan diusung pada Pilpres 2024 dari PDIP berada di tangan Megawati.
Sumber: Tempo. co